Minggu, 19 Oktober 2008

BRR dan Berbagai Lembaga Donor Serahkan Lagi Aset Rekonstruksi Nias


*Total Nilai Aset yang Diserahkan Mencapai Rp. 361,7 Milyar

BRR dan berbagai lembaga donor, International Aid, Mercy Malaysia, Unicef, French Red Cross, Johanniter, LPAM Nias, ACTED, UNDP, ILO, MEDAIR, Spanish Red Cross dan World Vision International menyerahkan lagi asset rehabilitasi dan rekonstruksi Nias pada Jumat (17/10), bertempat di salah satu SD yang dibangun Unicef, SDN 070975 di Gunungsitoli Nias.

Penyerahan aset rekonstruksi Nias kali ini merupakan yang ke-4. Nilai aset yang diserahklan pada tahap 4 ini mencapai Rp. 361,7 Milyar, terdiri dari dana on Budget (APBN) yang dikelola BRR Perwakilan Nias sebesar Rp. 226,9 Milyar dan dana off-budget yang dikelola berbagai organisasi kemanusiaan sebesar Rp. 134,8 Milyar.

Agency for Technical Cooperation and Development (ACTED) menyerahkan bangunan Sekolah Dasar (SD) dengan nilai Rp. 8,374 Milyar. French Red Cross (FRC) menyerahkan bangunan sekolah serta air dan sanitasi senilai Rp. 14,1 Milyar. International Aid menyerahkan bangunan Puskemas dan Pustu senilai Rp. 3,2 Milyar. International Labour Organization (ILO) menyerahkan bangunan Jalan Kabupaten dengan nilai Rp. 14.539 Milyar.

Johanniter-International Assistance menyerahkan bangunan SD dengan nilai Rp. 1,6 Milyar. Lembaga Pencerahan & Advokasi Masyarakat Nias (LPAM-Nias) menyerahkan bangunan SD dengan nilai Rp. 1,7 Milyar. MedAir menyerahkan bangunan Puskesmas dan Pustu dengan nilai Rp. 1.54 Milyar. Mercy Malaysia menyerahkan bantuan untuk RSU Gunungsitoli serta bangunan Puskemas dengan nilai Rp. 13.4 Milyar dan Recovery Aceh-Nias Trust Fund (RANTF BRR NAD-Nias) menyerahkan bangunan RSU Gunungsitoli tahap 2 senilai Rp. 13,5 Milyar.

Spanish Red Cros (SRC) menyerahkan bangunban SD senilai Rp. 10,6 Milyar. United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyerahkan bangunan SD senilai Rp. 20,9 Milyar. United Nations Development Programme (UNDP) berupa penguatan kelembagaan dan Pemda dalam bentuk bangunan dan komputer dengan nilai Rp. 2,5 Milyar dan World Vision International (WVI) berupa bangunan SD dengan nilai Rp. 28,3 Milyar.

Pemerintah Kabupaten Nias menerima aset sebesar Rp. 56,4 dari dana On-budget dan Rp. 114,7 dari dana Off-budget. Pemerintah Kabupaten Nias Selatan menerima Rp. 94,3 Milyar dari dana On-budget dan Rp. 20,1 Milyar dari dana Off-budget. Selain itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga menerima aset rekonstruksi Nias sebesar Rp. 70,2 Milyar berupa 6 paket rekonstruksi Jalan Propinsi Sumatera Utara yang dibangun oleh BRR.

Aset yang diserahkan meliputi sektor yang luas. Pemkab Nias menerima 78 paket rekonstuksi sektor pendidikan, 20 paket kesehatan, 18 paket infrastruktur termasuk satu paket jalan Jalan Kabupeten, kesehatan 7 paket, ekonomi 4 paket dan agama, sosial budaya sebanyak 20 paket. Selain itu, sarana dan prasyarana transportasi sebanyak 2 paket, sektor irigasi 10 paket serta infrastruktur air minum dan drainase sebanyak 13 paket.

Pemerintah Kabupeten Nias Selatan menerima total 124 paket kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi, terdiri dari sektor agama sosial dan budaya, irigasi dan air minum. Ekonomi, jalan kabupeten, kelembagaan, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.

Acara serah terima ini akan dihadiri oleh Bupati Nias Binahati B. Baeha, Bupati Nias Selatan F. Laia serta Wakil Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Nurlisa Ginting. Selain itu juga dihadiri pimpinan 13 lembaga kemanusiaan yang menyerahkan aset dan termasuk Deputi Bidang Operasi BRR NAD-Nias Eddi Purwanto dan Kepala BRR Perwakilan Nias William P. Sabandar.

--------------------------------------------------

Informasi lebih lengkap hubungi:

Emanuel Migo

(Manager Komunikasi dan Informasi BRR Perwakilan Nias)

Hp: 08126266799

Email: emanuelmigo@yahoo.com

Senin, 13 Oktober 2008

Bantahan dan Klarifikasi Terhadap Berita Harian SIB

Bantahan dan Klarifikasi Terhadap Berita Harian SIB, 07 Oktober 2008 dengan Judul ”Banyak Proyek BRR Belum Serah Terima Sudah Hancur-hancuran”.

(Tulisan ini merupakan surat bantahan yang disampaikan kepada Pimpinan Redaksi Harian SIB pada tanggal 8 Oktober 2008 dan telah dimuat pada Harian SIB di halaman 1 pada tanggal 9 Oktober 2008)

Kami ingin menyampaikan bantahan dan klarifikasi terhadap berita di Harian Sinar Indonesia Baru (SIB) edisi hari Selasa, 07 Oktober 2008 dengan judul: ”Banyak Proyek BRR Belum Serah Terima Sudah Hancur-hancuran”. Kami memohon agar bantahan ini dapat dimuat sebagai berita untuk menjelaskan kepada publik keadaan yang sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan salah paham dan penilaian yang keliru terhadap aset-aset hasil rehabilitasi dan rekonstruksi Nias secara keseluruhan.

Bahwa judul berita seperti telah kami sebutkan di atas merupakan kesimpulan yang tidak tepat karena men-generalisasi seluruh hasil rehabilitasi dan rekonstruksi Nias dengan menggunakan data yang salah dan tidak proporsional.

Seperti disebutkan sebagai dasar penilaian dalam berita tersebut, proyek pengerjaan ruas Jalan Provinsi Lahusa – Teluk Dalam di Kabupaten Nias Selatan sudah berlobang-lobang dan paling parah di Desa Hilisataro - Hilimataluo sudah amblas sepanjang 12 meter lebih, sebagaimana penegasasan sumber berita Anggota DPRD Sumatera Utara Drs. Penyabar Nakhe. Kami jelaskan bahwa lokasi yang dimaksud belum pernah dikerjakan oleh BRR. Jalan aspal pada lokasi dimaksud terakhir dikerjakan oleh Dinas Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005.

Kerusakan yang terjadi pada ruas yang disebutkan utamanya disebabkan oleh penggalian pasir dan batu yang secara ilegal dilakukan oleh masyarakat di sepanjang pantai di kawasan tersebut. Dampak kerusakan karena penggalian pasir ini bukan hanya terhadap jalan tetapi juga terhadap jembatan dan lingkungan di sekitarnya. Terkait hal ini, setahun silam BRR Perwakilan Nias telah menyampaikan surat kepada Pemkab Nias Selatan untuk menghentikan penggalian pasir dan batu oleh masyarakat di kawasan tersebut.

Contoh lainnya yang dikemukakan di dalam berita terkait yaitu Jalan Propinsi ruas Miga-Mandrehe. Memang benar terjadi kerusakan pada beberapa titik akibat penurunan tanah dan longsor. Kerusakan tersebut bukan karena kesalahan pengerjaan atau rendahnya kualitas pekerjaan namun karena kondisi tanah di sepanjang lintas tengah sangat labil sehingga setiap tahun selalu terjadi longsor diperparah karena daerah gunungsitoli khususnya Nias tengah merupakan daerah gempa/bencana alam.
Perlu kami jelaskan bahwa seluruh aset-aset hasil rehabilitasi dan rekonstruksi hanya akan diserahkan jika telah fungsional dan dalam keadaan yang baik. Penilaian terhadap keadaan baik ini disepakati secara bersama-sama antara BRR dan instansi penerima aset. Atau dengan kata lain, bukan hanya BRR yang menyatakan bahwa aset yang diserahkan itu dalam keadaan baik, tetapi juga instansi penerima aset.

Kami mendukung setiap upaya pengawasan dan kritik terhadap hasil kerja BRR di Nias. Diminta atau tidak, pengawasan juga terus berlangsung terhadap seluruh proses rehabilitasi dan rekonstruksi Nias. Pengawasan dimaksud bukan hanya datang dari Dewan Pengawas BRR NAD-Nias, tetapi juga dari pengawasan internal BRR, Deputi Bidang Pengawasan BRR, Satuan Anti Korupsi BRR, termasuk dari pengawasan eksternal BPK dan dari kalangan DPR, DPRD, media massa, masyarakat dan berbagai LSM.

Terkait pengawasan dimaksud kami mengharapkan agar fakta-fakta disampaikan secara akurat dan proporsional yang dapat menumbuhkan pemahaman dan tanggungjawab yang semestinya baik kepada BRR, Pemerintah Daerah dan publik serta termasuk kepada mereka yang melaksanakan tugas sebagai pengawas yang menyampaikan kritikan. Ya’ahowu.


BRR Perwakilan Nias
Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik

Emanuel Migo

Tembusan:
Dewan Pengawas BRR NAD-Nias;
Deputi Bidang Pengawasan BRR NAD-Nias
Deputi Bidang Operasi BRR NAD-Nias;
Kepala Satuan Anti Korupsi BRR NAD-Nias
Anggota DPRD SU Drs. Penyabar Nakhe;
Arsip.

Senin, 29 September 2008

BRR Serahkan 40 Unit Komputer Kepada Pemkab Nias dan Nias Selatan

Gunungsitoli: Rabu, 17 September 2008

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias (BRR NAd-Nias) menyerahkan 40 unit computer (PC) kepada Pemkab Nias dan Nias Selatan. Penyerahan 20 unit computer kepada Pemkab Nias dilaksanakan pada Senin (15/9) yang diterima oleh Kepala Bappeda Nias Ir. Agustinus Zega di Kantor BRR Perwakilan Nias, Gunungsitoli – Nias. Berita acara serah terima pengelolaan ditandatangani oleh Deputi Operasi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR NAd-Nias Eddy Purwanto dan Bupati Nias Binahati B. Baeha pada Selasa (16/9).

40 unit Komputer merek IBM Think Centre termasuk 40 unit Meja Komputer merek Kenzo tersebut dibagikan kepada masing-masing sebanyak 20 unit kepada Pemkab Nias dan 20 unit kepada Pemkab Nias Selatan. Penyerahan 20 unit komputer dan kelengkapannya ini telah dilaksanakan di Teluk Dalam Nias Selatan, Senin (15/9).

Dengan penyerahan ini Pihak Kedua, yaitu Pemkab Nias dan Nias Selatan menyatakan bertanggungjawab atas keamanan fisik Barang Milik Negara yang diserahkan pengelolaannya sambil menunggu adanya penetapan status penggunaan/penetapan pemindahtanganan dari Menteri Keuangan RI.

Komputer bantuan kepada Pemkab Nias dan Nias Selatan ini merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang didedikasikan untuk pengadaan dan operasi Pusat Sumber Sistem Informasi Kecamatan Reconstruction Forum (KRF Cyber Resource Centre) yang akan digunakan oleh pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk keperluan pelatihan, pembangunan pemerintah yang baik dan pembangunan.

Badan koordinasi rekonstruksi PBB (UNORC) memfasilitasi pelatihan dan dukungan dalam rangka pembangunan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran fungsi Pusat Sumber Sistem Informasi dimaksud.

------------------------------------

Informasi lebih lanjut hubungi:

Emanuel Migo (Manager Komunikasi dan Informasi)

Hp: 08126266799

E-mail: emanuelmigo@yahoo.com

Bupati Nias Selatan Resmikan Pembangunan Jalan Porpinsi di Nisel Senilai Rp. 101 Milyar

Gunungsitoli, 08 Juli 2008

Pembangunan Jalan Popinsi Sumatra Utara ruas Lolowa’u – Teluk Dalam Nias Selatan sepanjang 58 km dengan nilai proyek Rp. 101 milyar diresmikan Bupati Nias Selatan F. Laia, SH. MH di Lolowau Nias Selatan, Senin (7/7). Acara pembukaan selubung papan proyek ini dihadiri oleh Kepala BRR Distrik Nias Selatan Heracles Lang, para Kepala Dinas dan Kepala Unit di lingkungan Pemkab Nisel, 3 camat yang dilalui lokasi proyek yaitu, Camat Lolowa’u, Camat Amandraya dan Camat Teluk Dalam. Selain itu hadir juga para Kepala Desa dan tokoh masyarakat.

Bupati Nias Selatan F. Laia, SH menyatakan bahwa ruas jalan ini sangat penting artinya bagi masyarakat Nias Selatan. Jalan propinsi yang merupakan bagian dari jalan lingkar Nias ini selama ini sulit dilalui kendaraan bermotor.

”Pembangunan ruas jalan ini akan membuka keterisoliran wilayah pedesaan di 3 kecamatan yang selama ini sulit berkembang. Dengan jalan baru ini diharapkan mempercepat arus orang dan barang serta membantu pengembangan perekonomian masyarakat. Pembangunan jalan ini juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pemerintahan di desa-desa terisolir di kawasan bagian tengah dan barat Nias Selatan”, demikian ungkap F. Laia.

Ia lebih lanjut mengharapkan agar kontraktor pelaksana pembangunan jalan dimaksud melaksanakan pekerjaan dengan tanggungjawab moral dan teknis yang tinggi serta dapat melibatkan masyarakat pada daerah yang dilalui proyek pembangunan jalan. Ia juga berharap agar para pekerja menghormati adat dan kebiasaan masyarakat di sekitar lokasi proyek.

Sementara itu PPK Jalan Propinsi Sumatra Utara Bintang Hutapea mengharapkan agar masyarakat mendukung pengerjaan proyek dimaksud, mengingat jangka waktu pelaksanaan yang sangat terbatas. Hal senada diharapkan oleh Ketua Panitia kegiatan peresmian yang juga Asistem Kepala Bidang Infrastruktur BRR Distrik Nisel Helmut Dachi. Menurut Dachi, maksud utama dari pelaksanaan kegiatan peresmian yang melibatkan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat ini agar proyek ini dapat berjalan lancar.

Jaminan Keamanan

Bupati Nias Selatan pada kesempatan ini menjamin kemanan pelaksanaan proyek jalan propinsi Lolowa’u – Teluk Dalam. Untuk itu dia berharap agar masyarakat bersama pimpinan pemerintahan dan tokoh masyarakat setempat untuk mendukung pengerjaan jalan dimaksud.

”Mari kita dukung dan juga turut mengawasi dengan baik, karena jalan ini milik kita bersama. Jika ada masalah keamanan dan lainnya kami minta agar segera dilaporkan kepada kami untuk dapat diselesaikan dengan baik”, demikian ungkap Laia yang menjamin bahwa daerah Nias Selatan aman untuk kelangsungan proses pembangunan.

Nilai Proyek Terbesar

Paket pembangunan jalan ruas Lolowa’u – Teluk Dalam ini merupakan salah satu paket proyek terbesar selama ini di Nias dan Nias Selatan. Nilai proyek dengan masa kerja 365 hari kalender ini menelan dana sebesar Rp.101 milyar. Sumber dana berasal dari APBN (BRR Nias) dan hibah MDF (Multi Donor Fund) melalui program IREP (Infrastructure Reconstruction Enabling Program.

Paket pekerjaan proyek pembangunan jalan ini meliputi pelebaran jalan , peninggian dan overlay serta pelapisan aspal hotmix.. Panjang jalan yang akan dikerjakan 58,412 km dari Lolowa’u ke Kec. Teluk Dalam.

Kontraktor pelaksana paket pembangunan jalan Lolowau – Teluk Dalam ini merupakan join operation dua kontraktor yaitu PT BCK (Bangun Cipta Kontraktor) dan PT Jaya Konstruksi. Saat ini kedua perusahaan pelaksana ini telah memulai proses mobilisasi. Selain itu, dalam kerangka pelibatan masyarakat, telah dimulai pelaksanaan pengerjaan drainase dan penguatan tebing yang melibatkan secara langsung masyarakat di sekitar lokasi proyek.

-----------

Info lebih lengkap hubungi:

Emanuel Migo (Manager Komunikasi dan Informasi BRR Perwakilan Nias)

Hp. 08126266799

Email: emanuelmigo@yahoo.com

Kamis, 31 Juli 2008

Sosialisasi Program Pengembangan Ekonomi Nias Senilai Rp. 180 Milyar

Transisi Pasca BRR:
Sosialisasi Program Pengembangan Ekonomi Nias Senilai Rp. 180 Milyar


Gunungsitoli: Jumat, 01 Agustus 2008

Program pengembangan ekonomi dan penghidupan masyarakat Nias (Nias Livelihood and economic Development Program/Nias-LEDP) senilai Rp. 180 Milyar dari dana hibah Multi Donor Fund (MDF) mulai disosialisasikan di Nias. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) bersama DHV (Konsultan) sebagai Tim Pusat Nias-LEDP melaksanakan kunjungan dan sosialisasi selama dua hari di Nias, Kamis (31/07) dan Jumat hari (01/08).

Pada pertemuan sosialialisasi di kantor BRR Perwakilan Nias yang dihadiri oleh perwakilan Pemkab Nias dan Nias Selatan antara lain dijelaskan bahwa sesuai dengan kesepakatan pihak Bappenas, Bank Dunia/MDF dan BRR, telah ditetapkan KPDT sebagai Institusi Pelaksana Program (Implementing Agency), bersama dengan International Labor Organisation (ILO), sedangkan Pemerintah Pusat dalam hal ini Bappenas sebagai koordinator program.

Kepala BRR Perwakilan Nias William P. Sabandar yang memimpin acara sosialisasi dengan Pemkab Nias dan Nias Selatan menjelaskan bahwa Program Nias-LEDP adalah program transisi berakhirnya misi BRR di Nias dengan fokus penguatan ekonomi dan penghidupan masyarakat melalui fasilitasi yang berkelanjutan untuk pembangunan ekonomi jangka panjang dan pengentasan kemiskinan.

“Sehubungan dengan akan berakhirnya mandat BRR, maka pemerintah pusat dengan bantuan MDF telah mempersiapkan program pengembangan ekonomi dan penghidupan masyarakat yang akan dikoordinir oleh Bappenas”, demikian ujar William, Kamis (31/7) di Gunungsitoli Nias. Ia lebih lanjut menjelaskan total dana hiba murni melalui MDF/World Bank untuk program Nias-LEDP ini sekitar Rp 180 Milyar yang akan dilaksanakan selama 4 tahun di Nias dan Nias Selatan.

Arif Setyadi dari KPDT menjelaskan bahwa Nias-LEDP ini mirip dengan Program Pembangunan Kawasan Produksi yang dikembangkan KPDT. “Kalau program Nias-LEDP ini sukses dilaksanakan di Nias dan Nias Selatan, program tersebut akan menjadi Pilot Project yang dapat direplikasi oleh KPDT”, ujar Arief Setyadi.

Arief lebih lanjut menjelaskan bahwa selain KPDT sebagai pelaksana, akan juga dibentuk Tim Pengarah (Steering Committee) terdiri dari pemerintah Pusat (Bappenas), Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dan Pemkab Nias dan Nias Selatan. Dengan demikian menurut Arief, pemerintah daerah terlibat dalam proses pelaksanaan program dimaksud. Mengenai keterlibatan Pemda dalam proses monitoring dan pengawasan, Arief mengharapkan Pemda mulai sekarang menyiapkan anggaran dalam APBD sebagai dana pendamping, karena tidak ada anggaran yang secara khusus disiapkan untuk monitoring dan pengawasan dari Pemda.

Komponen Program Nias-LEDP

Arief Setyadi menjelaskan, terdapat 4 komponen program dari sumber dana grant MDF untuk Nias-LEDP. Komponen 1, untuk jasa konsultan penyiapan analisis sector dan kluster untuk pertanian dan bisnis prioritas di Nias, termasuk rencana dan program aksi, yang menelan dana sebesar $ 0,5 juta.

Komponen 2, berupa pengadaan barang dan jasa untuk pengembangan ekonomi dan mata pencaharian dengan total dana $ 9,5 juta. Pada bagian ini sub komponen yang akan diadakan berupa, peletihan ketrampilan, penyuluhan pertanian, pendampingan kelompok masyarakat, pembangunan fasilitas pengolahan produk pertanian, pelatihan pemberdayaan masyarakat, serta dukungan pengembangan pariwisata dan pelestarian benda peninggalan.

Komponen 3, berupa program peningkatan akses fisik dan akses informasi dengan total dana $ 7,5 juta. Terdiri dari sub komponen pengadaan barang dan peralatan, pekerjaan sipil seperti pembangunan sekitar 300 km jalan atau penyebrangan sederhana dan termasuk saluran irigasi. Jembatan atau penyebrangan non sederhana. Penguatan akses informasi, seperti desain dan pengembangan jaringan teknologi wi-fi, SMS, radio komunitas dan strateginya.

Komponen 4, berupa manajemen program dan peningkatan keahlian dengan total dana $ 2,5 juta. Berupa jasa konsultan, seperti dukungan manajemen proyek, manajemen pelaksanaan proyek dan penjaminan kualitas selama 4 tahun pelaksanaan, pelatihan konstruksi padat karya dan pengawasan lapangan dan jasa konsultan pengawasan manajemen keuangan.

Selain KPDT, sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah antara ILO (International Labor Organisation) dan MDF, ILO akan bertindak sebagai penanggungjawab pekerjaan konstruksi sipil. Mengenai mekanisme penyaluran dana pembangunan sub proyek konstruksi fisk melalui ILO akan disalurkan melalui mekanisme hibah langsung dari Bank Dunia kepada ILO dengan diketahui oleh Pemerintah Indonesia. Sedangkan untuk sub proyek non ILO melalui mekanisme anggaran dan KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara).

Arief Setyadi menjelaskan saat ini (July 2008) sedang dalam program penyiapan program baik di Kabupaten, propinsi maupun pusat/Bappenas. Grant efektif dan penyiapan Satuan Kerja (Satker) KPDT untuk mendukung pengelolaan program di pusat dan Nias mulai dilaksanakan pada November 2008.

--------------------------------------

Informasi selanjutnya silahkan menghubungi:

Emanuel Migo (Manager Komunikasi dan Informasi)

Hp. 08126266799

E-mail: emanuelmigo@yahoo.com

Senin, 21 Juli 2008

Menkopolhukam Widodo AS:

Rekonstruksi Rumah Berbasis Masyarakat
di Nias Berlangsung Baik


Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Widodo AS menyatakan kepuasaannya terhadap pendekatan pembangunan rumah penduduk berbasis masyarakat atau masyarakat sendiri yang membangun rumah mereka dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi di Nias.

“Saya senang dengan pendekatan pembangunan rumah berbasis masyarakat ini. Masyarakat terlihat gembira karena dapat sendiri mengelola keuangan dan sekaligus mengawasinya”, demikian ungkap Widodo AS usai mengunjungi sebuah rumah korban gempa bumi 28 Maret 2008 di Binaka – Nias yang sedang dibangun oleh BRR.

Menkopolhukam Widodo AS bersama Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzeta dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, sebagai pimpinan Dewan Pengarah BRR NAD-Nias mengadakan kunjungan ke beberapa lokasi proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Nias, Jumat (18/7). Rombongan termasuk Kepala BRR NAD-Nias Kuntoro Mangkusubroto disambut oleh Bupati Nias Binahati B. Baeha dan Bupati Nias Selatan F. Laia serta Kepala BRR Perwakilan Nias William P. Sabandar di Bandara Binaka Gunungsitoli.

Terkait pembangunan rumah korban bencana di Nias, BRR melaporkan bahwa kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi perumahan di Nias mencapai 22.606 unit. Hingga Juni 2008 terbangun 14.467 unit rumah baru. Sedangkan 8.139 unit sisanya dituntaskan sampai dengan tahun 2009. Rehabilitasi telah dilaksaksanakan untuk 1.350 dan sedang dilaksanakan 11.315 unit senilai Rp. 10 juta per-unit; Rp. 2,5 juta dibayarkan pada 2008 dan Rp. 7,5 juta pada 2009.

Rombongan selanjutnya mengunjungi Kantor Bupati Nias yang dibangun dengan arsitek rumah adat Nias. Bangunan yang telah digunakan sejak 1 Juli 2008 ini mulai dikerjakan pada tahun 2006 dengan total anggaran Rp. 34,2 Milyar. Selain Kantor Bupati Nias, rombongan juga melewati lokasi pembangunan kantor DPRD Nias yang hampir rampung, dengan total nilai proyek sebesar Rp. 9,3 Milyar.

Biaya Operasional RSU Gunungsitoli
Di tengajh hujan yang mengguyur Nias, rombongan meneruskan kunjungan ke lokasi RSU Gunungsitoli. Menkopolhukam dan Kepala Bappenas sempat tercengang dengan bangunan rumah sakit yang kini mulai dioperasikan. Menurut Menkopolhukam, rumah sakit yang baru dan mega tersebut harus dipelihara dengan baik.

Untuk itu Menkopolhukam mengharapkan agar segera dipikirkan biaya operasional dan pemeliharaannya. Karena menurut laporan BRR, dalam kondisi operasi penuh, RSU Gunungsitoli membutuhkan biaya Rp. 20-25 Milyar/tahun, sementara dana Pemkab hanya Rp. 5-10 Milyar/tahun.

Pembangunan gedung RSU Gunungsitoliterdiri dari 4 tahap. Tahap I dengan total dana Rp. 10 Milyar bantuan Mercy Malaysia. Tahap II Rp. 15 Milyar bantuan Pemerintah China melalui RANTF. Tahap III Rp. 40 Milyar sumbangan JICS dan Tahap IV Rp. 33 Milyar bantuan Singapore Red Cross. Sedangkan BRR menyediakan dana Rp. 18 Milyar untuk pengembangan kapasitas. Dengan demikian total nilai revitaslisasi RSU Gunungsitoli Rp. 116 Milyar.

Rombongan Menkopolhukam juga sempat mengunjungi SMA Negeri I Gunungsitoli yang telah selesai dibangun dengan dana sumbangan dari Pemerintah Jerman melalui KFW/GTZ. Bangunan sekolah yang dilengkapi dengan furniture serta laboratorium fisika, kimia, biologi dan bahasa ini bernilai Rp. 21.761.803.000.

Menurut rencana rombongan Menkopolhukan akan mengunjungi Pelabuhan Gunungsitoli, bangunan pengamanan pantai dan Pasar Ya’ahowu, namun batal karena hujan deras berlangsung sepanjang hari di Gunungsitoli. Rombongan dijamu makan siang oleh Pemda Kabupaten Nias di Aula Pendopo Bupati Nias dan selanjutnya kembali ke Medan.
_____________
Informasi lebih lengkap:
Emanuel Migo (Manager Komunikasi dan Informasi BRR Perwakilan Nias)
Hp: 0812.6266.799
Email: emanuelmigo@yahoo.com